Memahami Gejala Autisme Sejak Dini
Friday, October 3, 2014
Anak dengan gejala austime tampak normal ditahun pertama maupun ditahun kedua pada fase perkembangan umurnya. Para orang tua sering kali menyadari adanya keterlambatan kemampuan berbahasa dan cara- cara tertentu yang berbeda pada saat bermain serta berinteraksi dengan orang lain. Anak- anak tersebut dapat menajdi sangat sensitive atau bahkan tidak merespon sama sekali terhadap rangsangan- rangsangan dari kelima panca inderanya. Perilaku repetitive (mengepa- ngepakkan tangan atau jari, menggoyang- goyangkan badan atau mengulang- ngulang kata) juga dapat ditemukan pada anak yang mengalami autisme. Besar kemungkinan, perilaku- perilaku terdahulu yang dianggap normal mungkin menjadi gejala- gejala hambatan.
Dapat dijelaskan dibawah ini ada beberapa gejala yang terjadi pada anak yang mengalami gangguan autisme sebagai berikut:
- Hambatan dalam komunikasi, misalnya: anak tidak mampu berbicara dan memahami bahasa.
- Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek disekitarnya serta menghubungkan peristiwa- peristiwa yang terjadi.
- Bermain dengan mainan atau benda- benda lain secara tidak wajar misalnya: bermain mobil- mobilan, anak- anak pada umumnya memainkan mobil- mobilan dengan cara mendorongnya dan berusaha menemukan lintasan untuk mobilnya, sedang anak- anak dengan gangguan autisme ini cenderung membalikkan badan mobilnya dan memutar rodanya, mereka dapat fokus dalam waktu yang lama hanya untuk memperhatikan roda mobil- mobilan yang berputar.
- Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali, dengan kata lain, anak dengan gangguan autisme cenderung monoton, kurang mampu menerima perubahan kegiatan jika adanya perubahan, mereka hanya dapat beradaptasi dengan rutinitas yang berulang- ulang setiap harinya.
- Gerakan tubuh yang berulang- ulang atau adanya pola- pola perilaku yang tertentu.
Para penyandang autisme beserta spektrumnya sangat beragam baik dalam kemampuan yang dimiliki, tingkat intelegensi, bahkan perilakunya. Beberapa diantaranya ada yang tidak “berbicara” sedangkan beberapa lainnya terbatas bahasanya sehingga sering ditemukan mengulang- ngulang kata atau kalimat (echolalia). Mereka yang memiliki kemampuan bahasa yang tinggi umumnya menggunakan tema- tema yang terbatas dan sulit memahami konsep- konsep yang abstrak. Dengan demikian, selalu terdapat individualitas yang unik dari individu- individu penyandangnya.
The National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) didalam Aleycia Moore (2010:45) menyatakan bahwa di Amerika Serikat menyebutkan 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan perlunya evaluasi lebih lanjut:
- Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan
- Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural (menunjuk, dadah, menggenggam) hingga usia 12 bulan
- Anak tidak mengucapkan sepatah katapun hingga usia 16 bulan
- Anak tidak mampu menggunakan 2 kalimat secara spontan di usia 24 bulan
- Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi social pada usia tertentu
Adanya kelima karakteristik dalam gangguan autisme diatas, bukan berarti bahwa anak tersebut menyandang autisme tetapi karena karakteristiknya sangat beragam anda lebih baik mendapatkan evaluasi secara multidisipliner antara lain: pedagog (pendidikan luar biasa/ pendidik khusu), neurolog, psikolog, pediatric dan profesi lainnya yang memahami anak dengan gangguan autisme.
Author: Yulvia Sani / Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Author: Yulvia Sani / Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung