Tips Menjadi Orang Tua Pengasuh
Sunday, October 5, 2014
Orang tua adalah orang pertama yang paling dekat dengan anak dan orang pertama yang mengajarkan anak tentang banyak hal antara lain bahasa, motorik, interaksi, komunikasi dan banyak hal lain yang ada didunia ini. Perkembangan anak haruslah diperhatikan secara bertahap dan harus selalu distimulus oleh orang terdekat anak seperti ibu, ayah dan keluarga disekitar anak sebelum dia menginjak masa kanak- kanak yang sudah mulai mengenal lingkungannya. Mempersiapkan anak menjadi seseorang yang diharapkan orang tuanya tidak lah mudah, untuk dapat mencapai tujuan dari memebesarkan anak (harapan terbesar semua orang tua) hendak kita sebagai orang tua dapat mengoptimalkan bakat anak dan dilatih sedini mungkin. Sebagai contoh: untuk mengembangkan pola bahasa dan bicara anak orang tua sangat berperan penting didalamnya karena bahasa yang akan dimengerti oleh anak awalnya adalah bahasa ibu, yang perlu kita ketahui pada awal menyusui ada komunikasi dan interaksi seorang ibu dengan anak seperti saling bertatapan, anak akan menangis ketika dia merasa lapar, itu merupakan bentuk awal komunikasi dengan anak. Begitu sangat luar biasanya proses bahasa dan bicara terjadi.
Tidak bisa kita pungkiri semua orang tua mempunyai harapan dan impian tersendiri untuk anaknya kelak dimasa depan, ada orang tua menginginkan anaknya menjadi dokter, menjadi guru bahkan sebagai penerus ibu atau ayahnya. Semua harapan kita akan dapat tercapai dan tergapai ketika kita (orang tua) tidak mempunyai sifat yang “egois”. Kita harus sadari bahwasannya anak dilahirkan kedunia sudah mempunyai “sesuatu” didalamnya yang telah diberikan Tuhan, hanya saja peran kita disini adalah menemukan, mengarahkan dan mengoptimalkan “sesuatu” tersebut yang telah anak bawa dari lahir. Kita harus ingat tidak ada pemaksaan kehendak terhadap anak dengan kata lain ketika anak telah mengenal lingkungan yang lebih luas dari pada lingkungan keluarganya anak akan mengambil apa saja yang menjadi keinginannya dari lingkungan luas tersebut, secara sendirinya anak akan berkembang pola hidupnya, gaya bahasanya, pola pikirnya sesuai apa yang dia kenal, apa yang dia yakini dan apa yang dia lihat, dan akan tumbuh pada diri anak tersebut yang dinamakan “keinginan sendiri” yang dimaksudkan disini adalah keinginan mau menjadi apa?, keinginan untuk mempunyai apa? dan keinginan lainnya. Dan kita (orang tua) ketika anak sudah menginjak fase yang seperti itu jangan sekali- kali memaksakan kehendak dengan anak, mungkin ada cara yang lebih nyaman untuk dapat berbicara tentang apa yang kita kehendaki dengan anak seperti meyakini anak bahwasannya kita (orang tua) selalu mereka butuhkan, selalu mendiskusikan dengan anak tentang masalah sekecil apapun dan selalu meminta tanggapan anak kemudian membuat anak merasa mempunyai teman dirumah dan diluar rumah.
Menurut Caron B. Goode (2005: 70) tips- tips menjadi orang tua pengasuh antara lain adalah:
Setiap suara dalam dunia anak menjadi bagian dari repertoar pemikiran anak, dan masing- masing memiliki kaitan emosional dan pemicunya.
Author: Yulvia Sani / Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Tidak bisa kita pungkiri semua orang tua mempunyai harapan dan impian tersendiri untuk anaknya kelak dimasa depan, ada orang tua menginginkan anaknya menjadi dokter, menjadi guru bahkan sebagai penerus ibu atau ayahnya. Semua harapan kita akan dapat tercapai dan tergapai ketika kita (orang tua) tidak mempunyai sifat yang “egois”. Kita harus sadari bahwasannya anak dilahirkan kedunia sudah mempunyai “sesuatu” didalamnya yang telah diberikan Tuhan, hanya saja peran kita disini adalah menemukan, mengarahkan dan mengoptimalkan “sesuatu” tersebut yang telah anak bawa dari lahir. Kita harus ingat tidak ada pemaksaan kehendak terhadap anak dengan kata lain ketika anak telah mengenal lingkungan yang lebih luas dari pada lingkungan keluarganya anak akan mengambil apa saja yang menjadi keinginannya dari lingkungan luas tersebut, secara sendirinya anak akan berkembang pola hidupnya, gaya bahasanya, pola pikirnya sesuai apa yang dia kenal, apa yang dia yakini dan apa yang dia lihat, dan akan tumbuh pada diri anak tersebut yang dinamakan “keinginan sendiri” yang dimaksudkan disini adalah keinginan mau menjadi apa?, keinginan untuk mempunyai apa? dan keinginan lainnya. Dan kita (orang tua) ketika anak sudah menginjak fase yang seperti itu jangan sekali- kali memaksakan kehendak dengan anak, mungkin ada cara yang lebih nyaman untuk dapat berbicara tentang apa yang kita kehendaki dengan anak seperti meyakini anak bahwasannya kita (orang tua) selalu mereka butuhkan, selalu mendiskusikan dengan anak tentang masalah sekecil apapun dan selalu meminta tanggapan anak kemudian membuat anak merasa mempunyai teman dirumah dan diluar rumah.
Menurut Caron B. Goode (2005: 70) tips- tips menjadi orang tua pengasuh antara lain adalah:
Setiap suara dalam dunia anak menjadi bagian dari repertoar pemikiran anak, dan masing- masing memiliki kaitan emosional dan pemicunya.
- Suara batin kita membangun jembatan antara dunia dalam dan dunia luar, yang memungkinkan kita bergerak dengan tujuan yang jelas dan pikiran sadar seumur hidup. Dan anak sangat ingin menjelajahi dan mengetahui dunia ini, dibimbing oleh daya tarik dan kegembiraan oleh penemuan baru. Pada usia 2-6 tahun, penemuan terutama difokuskan pada gerakan berpola, berbicara dan persepsi tentang dunia. Selama kurun waktu ini, anak mengembangkan keinginan untuk mengatur perilakunya sendiri. Ini adalah masa untuk mengeksporasi keinginan pribadi melalui tubuh dan otot. Mereka menyerap pembicaraan dan pengalaman.
- Apapun yang kita katakana tentang atau kepada anak dari sudut pandang orang kedua atau ketiga, anak akan menerjemahkannya menjadi sudut pandang orang pertama.
- Ini merupakan komunikasi yang tidak sejalan, sebagai contoh: Ada anak laki- laki yang berumur 15 bulan didekat rumah saya di Payakumbuh, saat itu kita berkumpul di teras depan dan saling bercerita, anak laki- laki berlari ke arah ibunya yang berada tepat didepanku lalu ibunya berkata : “Anak hebat”, kemudian berlari kearah tantenya yang berada disamping kanan saya, lalu tante mengatakan “Kamu nakal, Kamu baik, Kamu jelek” sambil memeluk dan besutan hidung yang membuat hidung anak laki- laki itu merah. Kita telaah dari perkataan dan tindakan tante, adanya tindakan yang tidak sejalan dengan ucapan.
- Anak kecil berpikir dalam sudut pandang Aku dan diriku karena pada usia- usia awal ini, mereka adalah pusat dari dunia mereka.
- Semua bentuk interaksi, baik verbal maupun non verbal pertama kali akan dirasakan oleh anak.
- Kemudian, mereka menerapkan pengalaman dan kemampuan berbahasa mereka, dalam upaya mencocokkan apa yang mereka rasakan ke dalam suatu kategori yang mereka kenal untuk berekspresi.
Author: Yulvia Sani / Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung